Lampu pijar enggan menyala, di tengah gemerisik menyela. Aku merenungkan ketiadaan, yang tadinya ada. Lalu nafas yang terlafas menjadi sia. Dan ada percik semilir air akan bosan suka. Melihat manusia yang mengeratkan jiwanya pada perasaan luka.
Ada remaja, ada pemuja, ada perempuan berhati baja- berkalang senyap bersahaja. Mungkin ada benarnya yang kubilang dulu; salahmu meninggalkanku, tapi salah Aku mengenang. Dalam terpaku, merenggut senang.
Atau mungkin lagi sepertinya, beberapa merpati harus mati sembari terbang. Sedang ilalang bungkus pianak mengering di sarang. Sungguh, betapa hidup hilang redup keridlaanmu. Sedang Aku tiada bersimpuh pada ke-Aku. Bukan takdir membunuh, tapi cinta pada Kau, terlalu sempat ku-bersikukuh.
Advertisements