London, 5 February 1984
Kepada V,
Sudah jadi apa kini, selepas roda kereta menghempas jelujur rel merunut gedung parlemen? Setelah kawanan bertopeng sinikal pupur merah muda berkerumun menyaksi kembang api warna – warni?
Mari kita kembali ke malam jalanan hingga aku tak perlu bertanya siapa karena siapa adalah fungsi lanjut dari apa, lalu apa yang aku tanya adalah lelaki bertopeng. Tak perlu pula aku mengatakan sensibilitas keadaan, karena kau tak bertanya tentang kemampuan observasi. Lagipula kau sudah lebih dulu melakukan solo orasi:
Voilà! In view, a humble vaudevillian veteran, cast vicariously as both victim and villain by the vicissitudes of Fate. This visage, no mere veneer of vanity, is a vestige of the vox populi, now vacant, vanished. However, this valorous visitation of a by-gone vexation, stands vivified and has vowed to vanquish these venal and virulent vermin vanguarding vice and vouchsafing the violently vicious and voracious violation of volition.
The only verdict is vengeance; a vendetta, held as a votive, not in vain, for the value and veracity of such shall one day vindicate the vigilant and the virtuous.Verily, this vichyssoise of verbiage veers most verbose, so let me simply add that it’s my very good honor to meet you and you may call me V.
Tentang apa yang terjadi kini? Setelah Overture 1812 selesai dinyanyi Ljubljana Symphony Orchestra repetansi Pyotr Ilych Tchaikovsky; tentang luruhnya Old Bailey tempat Madame Justice yang mati dalam gamang atas kekuatan ala Kierkegaard. Tapi kau seorang determinis penganut Tuhan tak punya dadu, serta sabda Faust-Goethe: Vi Veri Veniversum Vivus Vici dan ide abstrak tentang kebetulan.
Lalu sekarang kami di sini menatap kembang api muram di setiap November Lima yang lalai mempersenjatai trisula trias politika untuk menampar balik dewa-dewa congkak durja. Untuk mengingat ide yang kebal peluru tentang supra otoritas individu: People should not be afraid of their governments. Governments should be afraid of their people. Untuk mengingat anarki Fawkes Guido, untuk menyala bara berontak dari sisa residu -yang merdu, yang mencandu-
tanbihat: Aku punya buku bagus dengan judul Hatred of Democracy oleh Jacques Ranciere, Kau pasti suka.
Edmond Dantes.
-Kepada Alan Moore di dalam diri V, V For Vendetta.
aku suka film ini! aakkkhh!!!
Pak pos yang tidak aku tahu namanya, aksaramu terlalu berat untuk sekedar bergeming di otak untuk pencarian sebuah makna. Tapi. ah sudahlah.. nanti saja kau kukirimi surat 14 Februari mendatang. buahahahahh.. cheers! ~~~\o/
I’m not ask about your ability to analyze the words because I’m not a Hermeunetic or Iconology professor. Ah, Aku bisa bahasa Indonesia! Ha ha ha!