Kekosongan tidak pernah ada. Bahkan dalam suatu keadaan tak bernyawa sekalipun.
Keheningan tidak pernah ada, bahkan di tubir setiap orang tuli sekalipun
Ketiadaan tak pernah ada, bahkan dalam falsifikasi ruang dan tanda
Dan jika ketiadaan tidak pernah ada,
maka bagaimana ‘yang ada’ meng-‘ada’-kan keberadaannya?